Konsep Kreatif Musik Kontemporer

Konsep Kreatif

Musik Kontemporer

1. Pengertian Musik Kontemporer
Musik kontemporer sebenarnya adalah musik yang keberadaannya
berkaitan erat dengan mengalirnya waktu. Itulah mengapa musik kontemporer
sering juga disebut musik garda depan avant-garde, karena musik tersebut selalu
mengedepani sebuah era.
Musik kontemporer juga lazim menyandang sebutan new music atau musik
baru, karena sebagai konsekuensi keberadaannya yang selalu mengedepani
sebuah era, musik kontemporer dituntut untuk menghadirkan sesuatu yang baru,
sebuah karya musik yang belum pernah diciptakan sebelumnya.
Istilah “kontemporer” memiliki arti “masa kini”. Musik Kontemporer adalah
jenis musik yang baru diciptakan, atau belum pernah dicipitakan sebelumnya.

2. Sejarah Musik Kontemporer
Beberapa orang sering menganggap bahwa musik kontemporer merupakan
hasil dari modernisasi atau salah satu perwujudan dari era modern. Sebetulnya,
nilai-nilai kontemporer dalam musik sudah dikenal sejak zaman Johann Sebastian
Bach




Pada masanya, musik Bach sudah dianggap sebagai musik kontemporer.
Komposisi musik Bach yang bagai air mengalir tanpa jeda, ditambah gaya
kontrapung (alur bass dan melodi yang saling kontra membentuk aliran harmoni)
merupakan sebuah komposisi yang jauh melampaui kelaziman di masa itu.
Kemudian, musik kontemporer menjadi sebuah jenis musik yang mandiri
dan mulai marak keberadaannya pada abad ke-20. Kemunculannya dipicu oleh
gerakan aliran seni lukis imprsionisme pada abad ke-19 yang dipelopori oleh
sejumlah seniman lukis asal Perancis: Monet, Degas, Renoir, dan kawan-kawannya.
Mereka menolak pandangan romantisisme yang di masa itu sudah diterima orang
banyak dengan aliran baru, impresionisme, yang lebih menekankan pada impresi
atau kesan yang diciptakan oleh sebuah karya seni.
Pada kuartal terakhir abad ke-19, musik orkestra dan piano mulai membuat
suara-suara merdu yang seringkali materialnya berasal dari seni sastra atau seni
lainnya. Kadang juga muncul melodi dan ritme baru yang bukan berasadari Barat.
Tangga nada dan kord yang baru juga digunakan pada masa itu. Dipelopori oleh
Arnold Schoenberg, dengan eksperimen tangga nada duodekatonik (12 nada) pada
musik abad ini memunculkan suara yang enak didengar dengan impresi yang
sangat kental. Tangga nada yang umum dikenal adalah diatonik yang terdiri dari 7
nada: do, re, mi, fa, so, la, si. 
Tokoh lain, ada Pierre Boulez dengan teknik garapan yang menggunakan
idiom dan tata gramatika matematika, kemudian Oliver Messiaen dengan teknik
garapan musik berupa perbandingan geometri bangunan, juga musik perkusi oleh
John Cage, dan masih banyak lagi pemusik yang merupakan pelopor musik
kontemporer.

3. Unsur-Unsur Musik Kontemporer
Musik pada umumnya mencakup unsur: warna nada (tone color), ritme,
melodi, dan harmoni. Secara umum, musik kontemporer memiliki unsur yang sama
dengan musik pada umumnya, namun banyak elemen-elemen baru yang
digunakan untuk menimbulkan dan menonjolkan impresi.
Berikut adalah unsur-unsur musik kontemporer :

a. Warna nada (tone color),
Dalam musik kontemporer, terdapat sedikit penekanan pada campuran suara.
Selain itu, perkusi juga memainkan peran utama. Warna nada yang dimainkan
secara individu akan terdengar jelas pada musik ini.

b. Harmoni,
Dalam musik kontemporer, dikenal istilah polychord, dimana 2 kunci nada
terdengar pada waktu yang bersamaan. Dalam harmoni musik kontemporer
juga menggunakan 4 kunci nada. Selain itu, musik kontemporer juga
menggunakan tone cluster yang dihasilkan dari suara piano. Dalam musik
kontemporer juga dikenal istilah polytonality, yaitu penggunaan 2 atau lebih
kunci nada pada waktu yang bersamaan.

c. Ritme,
Ritme merupakan salah satu unsur musik kontemporer yang paling mencolok.
Kebanyakan ritme yang digunakan merupakan ritme yang membangkitkan
semangat, dorongan, dan kegembiraan. Juga terdapat kelompok ketukan yang
tak beraturan. Dalam ritme musik kontemporer, dikenal istilah polyrhrthm,
yaitu penggunaan dua ritme yang kontras dalam waktu yang bersamaan.

d. Melodi,
Melodi adalah tingkatan tinggi-rendah dan panjang-pendek nada dalam musik.
Melodi dalam musik kontemporer dikenal memiliki range yang sangat lebar
atau besar dan menggunakan 12 nada kromatik tanpa tonel centre.

4. Karakteristik Musik Kontemporer
Pada era ini, ada banyak variasi gaya dari pos-modernisme hingga
impresionisme, bahkan muncul juga konsep melodi irama baru dari musik Bartok,
Stravinsky, Prokofiev, Copland, Shostakovich, Barber, dan Gorecki.
Berikut adalah karakteristik umum pada musik kontemporer:
a. Melodi liriknya tak sebanyak periode sebelumnya,
b. Adanya harmoni yang disonan,
c. Ritme yang kompleks,
d. Terdapat banyak suara perkusi,
e. Suara dari alat musik tiup wood wind dan brass, serta suara perkusi lebih
    banyak ditemukan dibandingkan dengan periode sebelumnya,
f. Penggunaan suara sintetis dan elektronik.

5. Ciri-Ciri Musik Kontemporer
Selain karakteristik, dari sekian banyaknya ragam jenis musik, kita dapat
mengenali jenis musik kontemporer dengan memperhatikan ciri-cirinya. Berikut
adalah ciri-ciri musik kontemporer yang hampir senantiasa melekat dalam
kehadirannya:

a. Judul,
Judul-judul aneh dan asing tampaknya sangat lazim digunakan dalam karya
karya musik kontemporer. Misalnya: “Gymnopedie”, “Liturgi Kristal”,
“Telemusik”, dan bahkan ada juga yang menggunakan bahasa yang sudah tak
lazim, seperti karya Stevie Reich berjudul “Tehilin”.

b. Tema,
Tema-tema percintaan, kegalauan, duka, dan kegembiraan sudah lazim
digunakan dalam karya-karya musik pada umumnya. Namun dalam musik
kontemporer seringkali mengangkat tema-tema yang tak biasa. Misal,
“Tetabuhan Sungut” karya Slamet Abdul Sjukur yang mengusung tema
eksplorasi kemampuan bunyi mulut manusia.

c. Instrumentasi,
Instrumen dalam musik kontemporer tak terbatas pada alat-alat musik saja,
namun setiap benda yang dapat menghasilkan bunyi dapat diolah menjadi
suara instrumen yang harmonis. Misalnya, musik dari tepukan tangan karya
Steve Reich dan modifikasi piano yang disumbat dengan sekrup dan benda
benda logam karya John Cage.

d. Partitur,
Dalam musik kontemporer, notasi balok dan angka tidaklah cukup. Konsep
musik kontemporer seringkali harus disertai petunjuk detail tentang
gambaran bunyi dan cara memproduksi bunyi tersebut. Maka itulah kenapa dalam ranah musik kontemporer dikenal pula notasi auditif dan notasi
tindakan.

e. Teknik Garapan,
Komponis musik kontemporer seringkali menciptakan sendiri tata gramatika
dan idiom musiknya, serta susunan dan struktur harmoni yang baru. Ide
garapan bisa saja menggunakan idiom dan tata gramaitika musik tradisi,
perhitungan nilai matematis, atau dapat pula dengan ratio atau perbandingan
sebuah struktur rancangan bangunan.

6. Fungsi Musik Kontemporer
Musik kontemporer telah mengawali era musik baru sejak abad ke-19 dan
semakin marak dan berkembang hingga kini. Di Indonesia sendiri, musik
kontemporer telah memiliki beragam jenis karya. Dengan jumlahnya yang besar,
musik kontemporer telah merambah ke berbagai segmen, bahkan turut memberi
pengaruh pada dunia musik secara umum.
Selain berfungsi sebagai salah satu bagian dari seni, musik kontemporer
juga memiliki fungsi dalam berbagai bidang kehidupan yang dibedakan
berdasarkan fungsi secara umum sebagai bagian dari seni musik dan fungsi musik
kontemporer secara spesifik.
Sebagai bagian dari seni musik, seni musik kontemporer juga berfungsi
sebagai alat propaganda untuk menyampaikan nilai-nilai yang bersifat rohani,
edukasi, atau pesan-pesan dan perasaan yang ingin disampaikan oleh pencipta lagu
kepada masyarakat, di samping sebagai hiburan bagi pendengar-pendengarnya.
Namun secara spesifik, fungsi-fungsi musik kontemporer dapat kita rinci
sebagaimana berikut:
a. Mengembangkan jenis musik baru baik yang berakar dari tradisi ataupun tidak
b. Aktualisasi gaya bermusik para komponis
c. Sebagai bentuk ditemukan dan berkembangnya gramatika musik
d. Suatu pembuktian bahwa sumber bunyi dapat diolah menjadi musik

7. Konsep Berkreasi Musik Kontemporer
Pada puncaknya, karya-karya musik kontemporer tak lagi menjelaskan ciri
ciri latar belakang tradisi budayanya meskipun sumber-sumber tradisi itu masih
terasa lekat. Namun, semua itu tetap kembali pada sikap dan pemikiran individual
sebagai landasan dalam proses kreatif musik kontemporer.
Musik kontemporer mengubah cara pandang, cita rasa, dan kriteria estetik
yang sebelumnya telah dikurung oleh sesuatu yang terpola, standarisasi, seragam,
global, dan bersifat sentral. Konsep musik kontemporer bersifat sangat individual,
sehingga perkembangannya pun sangat beragam. Paham inilah yang coba
ditawarkan dalam musik kontemporer, sehingga karya-karya yang lahir sering
terjadi pembaruan teknik garapan dan tradisi yang telah mapan ke dalam bentuk
yang baru, terkesan aneh, nakal, dan urakan.
Secara komposisi dan karakteristik, karya musik kontemporer dapat
dipetakan menjadi tiga kategori, yaitu:

Pertama, karya musik yang bersifat iringan. Konsep komposisi dalam karya seperti
ini berdasar pada penciptaan suatu melodi (instrumen), kemudian elemen-elemen
lainnya berperan mengiringi melodi tersebut.
Kedua, Karya musik yang bersifat ilustratif. Konsep komposisinya berusaha
menggambarkan sesuatu dari naskah cerita, puisi, atau yang semisalnya. Dengan
begitu, orientasi musiknya lebih tertuju pada penciptaan suasana-suasana yang
berdasar pada interpretasi komponisnya.
Ketiga, karya musik yang bersifat otonom. Biasanya, karya musik semacam ini
sangat sulit dipahami oleh orang awam. Selain bentuknya yang tidak baku, gramatika musiknya pun sangat berbeda dengan karya-karya tradisi. Kadang, karya-karya musik seperti ini sering menimbulkan kontroversi.

Dari segi alat musik, sajian kontemporer menggunakan perpaduan antara
instrumen tradisional dan modern, sehingga menambah variasi suara yang
dihasilkan. Dari segi sikap penyaji, bergerak sesuai alur cerita, dengan jalan,
berdiri, atau duduk. 

Comments

Popular Posts