Analisis Musik Barat
Analisis Musik Barat
A. Tangga Nada Diatonis pada
Musik Barat
Tangga nada diatonis
merupakan komponen dasar dalam teori musik dunia barat. Tangga nada diatonis
mempunyai tujuh nada dalam satu oktaf. Dalam notasi, solmisasi, not-not
tersebut adalah “Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si-Do”. Jarak nada pada tangga nada diatonic
dibedakan berdasarkan jarak nada satuan (tones)dan jarak nada tengahan laras
(semitones). Jarak nada satuan adalah jarak antara nada satu dan yang lainnya
yang memiliki nilai satuan utuh dengan ukuran 200 cent, dengan jumlah interval
lima buah dalam satu oktaf. Adapun jarak nada tengahan laras adalah jarak satu
nada dengan nada lainnya bernilai setengah, dengan ukuran 100 cent, dengan
jumlah interval dua buah dalam satu oktaf.
Tangga nada
diatonic memiliki subtangga nada yang biasa disebut tangga nada mayor dan
tangga nada minor. Perhatikan skema berikut:
·
Tangga Nada Mayor
1------2------3---4------5------6------7---1 = nada
▪--200--▪--200--▪100 ▪--200--▪--200--▪--200--▪
100 ▪ =
cent
1______1___1/2___1_____1_____1_____1/2 =
interval
·
Tangga Nada Minor
6------7---1------2------3---4------5------6 = nada
▪--200--▪ 100 ▪--200--▪--200--▪100
▪--200--▪--200--▪ =
cent
1_____1/2_____1______1___1/2___1_____1 =
interval
Kedua tangga nada tersebut mempunyai
persamaan dan perbedaan. Persamaan dalam tangga nada diatonic mayor dan minor
terletak pada penggunaan langkah interval yang sama. Baik tangga nada mayor
maupun minor memiliki lima interval satuan dan dua interval tengahan laras.
Adapun perbedaan kedua tangga nada tersebut
adalah sebagai berikut.
·
Peletakan nada yang berdampak
pada perbedaan jarak interval.
·
Musikal atau daya ekspresi
tangga nada mayor memiliki kecendrungan atau berpotensimembentuk nuansa lagu
yang semangat, gembira, dinamis, dan nuansa lain yang setara. Sementara itu,
tangga nada minor memiliki kecendrungan membentuk suasana sedih, teduh, dan
meditative.
B. Tahapan Menganalisis Musik
Barat
Teknik menganalisis dapat dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu sebagai
berikut.
1.
Menganalisis Aksen Kuat dan Lemah
Untuk mengetahui tangga nada yang digunakan dalam sebuah lagu, perlu
dilakukan analisis terlebih dahulu.
Analisis diawali dengan menentukan kadens
sebuah lagu terlebih dahulu. Pengertian kadens
adalah susunan melodi atau rangkaian nada yang sudah memiliki “rasa” sehingga
membentuk sebuah lagu. Sebuah lagu dapat diuraikan menjadi beberapa kadens
sesuai alurnya. Kadens dibedakan menjadi dua, yaitu aksen lemah dan aksen kuat.
Aksen lemah adalah sebuah melodi yang sudah mempunyai makna, tetapi masih
membutuhkan nada lanjutan agar menjadi lebih padu dan indah. Jadi, jika notasi
tersebut dimainkan sampai aksen lemah, nada yang dirangkai sudah memiliki rasa
musikal, tetapi akan terdengar janggal karena tidak dilanjutkan dengan rangkain
nada lainnya. Harus aada melodi yang berfungsi untuk menyelesaikan melodi
tersebut.
Sementara itu, aksen kuat adalah melodi yang sudah mempunyai makna dan
sudah memiliki rasa menutup atau menyelesaikan makna musikal. Jika notasi
tersebut dimainkan sampai pada aksen kuat, melodi tersebut sudah mempunyai rasa
menutup atau menyelesaikan secara musical sehingga sudah terdengar indah ketika
digunakan untuk mengakhiri lagu.
Secara sederhana,
aksen lemah dalam sebuah lagu akan terdapat di awal atau bagian tengah lagu.
Sementara itu, aksen kuat akan berada di bagian akhir lagu. Aksen kuat juga
seringkali dapat ditemukan di tengah-tengah lagu.
2.
Menganalisis Tangga Nada
Setelah
membedakan kedudukan aksen lemah dan aksen kuat, analisis selanjutnya adalah
menentukan tangga nada mayor atau tangga nada minor yang digunakan dalam lagu
tersebut. Jika dalam aksen lemah dan aksen kuat cenderung digunakan nada 1
(do), 5(sol), atau 4 (fa), lagu tersebut menggunakan tangga nada mayor. Namun,
jika dalam aksen lemah dan aksen kuat cenderung digunakan nada 6 (la), 2 (re),
atau 3 (mi), lagu tersebut menggunakan tangga nada minor.
Ciri lainnya
adalah jika sebuah lagu berakhir dengan nada 1 (do) atau menggunakan nada
dasar/tonika 1 (do), lagu tersebut menggunakan tangga nada mayor. Namun, jika berakhir
dengan nada 6 (la) atau menggunakan nada dasar/tonika 6 (la), lagu tersebut
menggunakan tangga nada minor.
3.
Menganalisis Akor
Akor adalah
beberapa nada yang dimainkan secara bersamaan
dalam sebuah lagu. Lagu menjadi enak didengar jika menggunakan akor yang tepat
dalam penyajiannya. Sebaliknya, jika akor yang dimainkan tidak tepat lagu pun
tidak akan terdengar enak di telinga.
Terdapat dua macam akor dalam tangga nada mayor, yaitu akor baku dan akor
varian. Akor yang merupakan akor baku adalah sebagai berikut.
·
Tonika
nada 1 (do) yang diperkuat dengan akor I (nada 1-3-5)
Peran nada tonika digunakan
sebagai penentu aksen kuat, yang biasanya digunakan sebagai nada untuk
mengakhiri kalimat lagu.
·
Dominan
nada 5 (sol) yang diperkuat akor V (nada 5-7-2)
Peran nada dominan digunakan
sebagai penentu aksen lemah, yang biasanya digunakan untuk mengakhiri kalimat
lagu, tetapi masih membutuhkan kalimat lagu sebagai lanjutan.
·
Subdominan
nada 4 (fa) yang diperkuat akor IV (nada 4-6-1)
Peran akor tersebut biasanya digunakan
untuk memperkuat kedudukan tonika dan dominan.
Ketiga akor pada
tangga nada mayor tersebut merupakan pilar dalam sebuah lagu, yang berfungsi
untuk memberikan karakter pada sebuah lagu. Selain ketiga akor tersebut,
terdapat akor lain yang berfungsi sebagai varian untuk memperindah lagu.
Akor-akor tersebut adalah sebagai berikut.
·
Supertonika
yang terdiri atas nada 2-4-6
·
Median
yang terdiri atas nada 3-5-7
·
Submedian
yang terdiri atas nada 6-1-3
AKOR BAKU |
AKOR VARIAN |
||
Tonika |
1-3-5 |
Supertonika |
2-4-6 |
Dominan |
5-7-2 |
Median |
3-5-7 |
Subdominan |
4-6-1 |
submedian |
6-1-3 |
Adapun akor baku dan varian pada tangga nada minor adalah sebagai berikut
·
Tonika
nada 6 (la) yang terdiri atas nada 6-1-3
Peran nada tonika digunakan
sebagai penentu aksen kuat, yang biasanya digunakan sebagai nada untuk
mengakhiri kalimat lagu.
·
Dominan
nada 3 (mi) yang terdiri atas nada 3-5-7
Peran nada dominan digunakan
sebagai penentu aksen lemah, yang biasanya digunakan untuk mengakhiri kalimat
lagu, tetapi masih membutuhkan kalimat lagu sebagai lanjutan.
·
Subdominan
nada 2 (re) yang terdiri atas nada 2-4-6
Peran akor tersebut biasanya digunakan
untuk memperkuat kedudukan tonika dan dominan.
Ketiga akor pada
tangga nada mayor tersebut merupakan pilar dalam sebuah lagu, yang berfungsi
untuk memberikan karakter pada sebuah lagu. Selain ketiga akor tersebut,
terdapat akor lain yang berfungsi sebagai varian untuk memperindah lagu.
Akor-akor tersebut adalah sebagai berikut.
·
Supertonika
yang terdiri atas nada 7-2-4
·
Median
yang terdiri atas nada 4-6-1
·
Submedian
yang terdiri atas nada 1-3-5
AKOR BAKU |
AKOR VARIAN |
||
Tonika |
6-1-3 |
Supertonika |
7-2-4 |
Dominan |
3-5-7 |
Median |
4-6-1 |
Subdominan |
2-4-6 |
submedian |
1-3-5 |
Comments
Post a Comment