ANALISIS MUSIKALITAS
PengertianmusikalitasmenurutKamusBesarBahasa Indonesia (KBBA)
adalah:
1.
Kualitasataukeadaandarisuatu
yang bersifat music
2.
Kepekaan,
pengetahuan, ataubakatseseorangterhadap music.
Padakontekspembahasanini, pengertianmusikalitaslebihdidekatkanpadapengetahuantentangmusiksehinggawawasantentangmusiklebihmendalam dan lebih luas. Secara khusus, bahasan tentang pengetahuan lebih di arahkan pada musik kontemporer yang hidup dan berkembang di Nusantara ini.
Meskipun musik kontemporer bertumpu pada daya ekspresi penciptanya, tetapi untuk menganalisis musik tersebut tetap dapat dilakukan dengan unsur musikalitas yang terdapat seni musik. Dasar analisis ini dikembalikan pada media utama musik yang menggunakan suara sebagai media komunikasi antara pencipta dan audiens (pendengar).
Unsur musikalitas dalam musik kontemporer yang berada di wilayah Nusanatara sangat beragam karena pengaruh daya empiris bermusik penciptanya. Namun tinjauan musikalitas dari berbagai karya musik kontemporer dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu melodi lagu, harmoni, warna nada, dinamika, irama, dan tempo.
1. Melodi dan Lagu
Pengertian melodi adalah susunan atau rangkaian nada yang sudah diatur pola, tinggi rendah, dan harga nadanya sehingga menjadi kalimat lagu yang sudah memiliki makna atau nuansa lagu. Memiliki makna atau nuansa lagu dalam konteks ini adalah memiliki “rasa” atau karakter sedih, gembira, dinamis, heroik, lucu, dan sebagainya.
Bahasan tentang melodi selalu berkaitan dengan kadens atau aksen kuat dan lemah. Pengertian aksen lemah adalah melodi yang mengarah pada rasa yang masih lemah, sehingga masih membutuhkan melodi yang lain. Analognya dalam kalimat pada struktur Bahasa Indonesia, aksen lemah seperti halnya sebuah kalimat tanya, sehingga membutuhkan kalimat lanjutan sebagai jawaban pertanyaan tadi.
Pengertian aksen kuat
adalah melodi atau susunan nada-nada yang sudah mengarah pada rasa kuat. AnalognyaapabiladalamkalimatBahasa Indonesia,
rasa kuattersebutdiinterpretasikansebagaijawaban yang menutupataumerupakanjawabanataspertanyaan.
Melodiaksenkuatmempunyai
rasa
seolah-olahmenutupataumenyelesaikanlagutersebut.Namunapabilamenginginkanlagutersebutbelumberhentidibagiantersebutdapatdilanjutkandenganmelodibaru,
tetapiharusdariaksenlemahdahulu.
2. Harmoni
Dalam KBBI Harmoni berarti “keselarasan;keserasian”. Makna keselarasan dalam musik di Indonesia yang dapat diinterpretasikan menjadi dua pengertian. Untuk musik tradisional yang berbasisi tangga nada pentatonis pelog dan slendro, harmoni lebih ditekankan pada keselarasan “garap” atau orkestrasi sehingga menghasilkan rasa yang enak atau tidak enak secara musikal. Sedangkan pada musik yang berbasis tangga nada diatonis, pengertian keselarasannya cenderung mengenai penggunaan akor dalam permainan musik.Adapun pada tangga nada diatonis dikenal tangga nada mayor dan tangga nada minor. Tiap tangga nada mempunyai kelompok akor sendirir-sendiri.
Pada musik kontemporer, harmoni dibutuhkan apabila yang disajikan menggunakan instrumen musik yang bernada. Apabila karya musik kontemporer hanya menampilkan alat musik ritmis yang tak bernada, aspek harmoni tidak diperlukan dalam proses pembuatan karya. Musik kontemporer yang hanya menampilakanalat musik ritmis biasanya disebut dengan istilah permainan kelompok perkusi.
3. Warna Nada
Warna nada sering disebut juga dengan istilah timbre. Warna nada dalam musik dapat ditinjau dari bahan, cara membunyikan, nesar-kecil instrumen, dan tinggi-rendah frekuensi nadanya. Suara yang ditimbulkan oleh alat musik yang terbuat dari besi akan berbeda dengan suara yang ditimbulkan dari alat musik yang terbuat dari perunggu, kayu, bambu, dan sebagainya.
Tinjauan dari segi cara membunyikan juga akan mempengaruhi warna nada yang ditimbulkan. Misalnya, kendang jawa dibunyikan dengan menggunakan kedua tangan, tetapi kendang sunada menggunakan kedua tangan dan kaki kanan. Peran kaki kanan ternyata menghasilkan warna suara yang berbeda dengan yang hanya menggunakan kedua tangan.
Pada sajian musik kontemporer, alternatif pencarian warna nada baru menjadi sesduaatu yang sering dilakukan. Para komposer mencari suasana baru yang biasa didapat saat memainkan alat musik dengan cara yang tidak lazim. Misalnya memainkan alat musik gitar dengan cara memukul senar gitar dengan beberapa batang lidi, kedndang dimainkan dengan menggunakan sandal jepit sehingga menghasilkan suara yang agak aneh.
4. Dinamika
Pengertian dinamika adalah permainan cepat-lambat dan keras-lirih dalam sajian musik. Musik kontemporer tidak mempunyai aturan yang ketat seperti pada sajian musik klasik, sehingga interpretasi sajian musik lebih bertumpu pada kemampuan para pemain dan tuntutan suasana musikal yang diharapkan.
Pada musik kontemporer, gaya permainan ceapt-lambat dan keras-lirih dapat dikendalikan atau dipimpin oleh salah satu pemain atau dilakukan bersama-sama. Misalnya pada musik kontemporer bergaya Jawa, Sunda, Jawa Timur, dan Bali, pengendali dinamika sajian musik dilakukan oleh pemain kendang.
Gaya permainan cepat-lambat dan keras-lirih yang dilakukan secara “rampak” atau bersama-sama juga sering dilakukan pada gaya musik kontemporer.
5. Irama
Pengertian irama atau
ritme adalah pola permainan musik yang berbasis pada banyaknya pulsapadatiap
bar. Misalnya, irama
6. Tempo
Secarasederhana, pengertiantempoadalahukuranwaktucepatdanlambatlagu.Di awal, telahdisinggungbahwa music kontemporerdapatdiciptakandengan basis musiktradisionalpelog-slendro dan juga berbasis musik diatonis.
Seni musik diatonis dan seni musik pentatonis mempunyai istilah sendiri yang keduanya sulit untuk disejajarkan. Untuk itu, informasi mengenai tempo yang digunakan dalam budaya musik diatonis dan musik tradisional akan disajikan sendiri-sendiri.
Pada musik diatonis, untuk tafsir kecepatan pembawaan sebuah lagu, dapat dilakukan dengan alat pencatat kecepatan yang disebut metronom. Adapun nama atau istilah untuk menentukan kecepatan beserta interpretasi kecepatan dituliskan.
Musik diatonis memiliki beberapa tingkatan tempo yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pembawaan sebuah lagu. Adapun pada seni musik tradisional, pentatonis hanya mengenal tiga buah tempo, yaitu:
a. Seseg/cepat, yang diinterpretasikan sebagai tempo yang cepat,
b. Madya/sedang, yang diinterpretasikan sebagai tempo yang sedang, dan
c. Tamban/lambat, yang diinterpretasikan sebagai tempo yang lambat.
Comments
Post a Comment