Proses Latihan Pementasan teater tradisional

 

Proses Latihan Pementasan teater tradisional

Sutradara membimbing para pemain selama proses latihan. Untuk mendapatkan hasil terbaik, sutradara harus mampu mengatur pemain , mulai dari proses membaca naskah lakon hingga materi pentas benar-benar siap untuk ditampilkan. Kunci utama dari serangkaian latihan adalah kerjasama antara sutradara dan pemain, serta kerjasama antar pemain. Sutrasda perlu menetapkan target yang harus di capai pemain melalui tahapan latihan yang dilakukan.

Berikut adalah tahapan latihan dalam persiapan pementasan.

1.       Membaca Naskah



Di tahap ini sutradara membacakan naskah lakon secara keseluruhan kepada pemain dan kemudian menjelaskan maksud dari lakon tersebut. Setelah itu, para pemain membaca lakon secara bersama sesuai dengan karakter yang akan diperankan. Karakter tokoh akan tampak hidup jika dibaca dengan pemahaman. Maka pemain harus mengerti dan menangkap maksud dari dialog karakter yang diperankan.

Seorang pemain harus memahami detail drama melalui dialog antartokoh. Beberapa teknik membaca berikut dapat dilakukan untuk mendapatkan maksud naskah secara detail.

·         Membaca berangkai. Membaca bergiliran tanpa mempertimbangkan peran atau tokoh terlebih dahulu.

·         Membaca keseluruhan lakon dengan pelan dan cermat.

·         Membaca per suku kata dengan pelan dan teliti

·         Membaca per kata dengan pelan dan teliti

·         Membaca teks sebagai teks (tanpa mencoba mencari makna kalimat)

·         Membaca dengan memperhatikan tanda baca dengan pelan dan teliti

·         Mencari hubungan antarkata dan antarkalimat

·         Membaca dengan pemahaman

·         Menambah waktu khusus untuk membaca naskah secara mandiri

 

2.       Menghafalkan Dialog

Menghafalkan dialog harus segera dilakukan ketika sudah mendapat naskah. Berikut ini adalah beberapa teknik yang dapat memudahkan pemain ketika menghafal.

·         Membaca dialog secara keseluruhan dan berulang-ulang

·         Membaca bagian per bagian secara berulang-ulang

·         Membaca dan menghafalkan satu baris dialog, kemudian diikuti baris dialog selanjutnya.

·         Menemukan kata kunci atau kata yang mudah diingat antara dialog satu  dan yang lain

·         Merekam pembacaan dialog dan mendengarkan berulang-ulang  hingga hafal

·         Seorang pemain tidak hanya menghafal dialognya sendiri tetapi juga harus memahami dialog lawannya.

 

3.       Merancang Tata Gerak dan Fokus Pemain

a.       Blocking

Adalah kedudukan pemain, gerak pemain dari satu tempat ke tempat lain. Blocking dilakukan untuk menyesuaikan gerakan dengan tuntuan adegan. Sutradara perlu menata blocking pemain untuk memberikan kejelasan gerak, arah gerak, serta penekanan-penenkanan terhadap tokoh atau situasi tertentu.



Blocking memiliki fungsi sebagai berikut.

·         Menerjemahkan analisis verbal kedalam sikap tubuh sehingga penonton dapat melihat dan mengerti.

·         Merupakan fondasi yang praktis bagi pemain untuk membangun karakter dalam pertunjukan.

·         Menciptakan lukisan yang bergerak di atas panggung.

Blocking juga dapat mempertegas isi kalimat. Jika blocking dilakukan dengan baik, penonton akan mudah memahami maksud pemain, dan pemain juga akan lebih mudah mendalami karakter yang dimainkannya.

Untuk membuat blocking yang baik, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut.

1)      Perubahan aksi dalam adegan harus jelas

2)      Perubahan tersebut harus dapat tertangkap oleh mata penonton.

3)      Setiap perubahan aksi dalam adegan harus disejajarkan dengan perubahan aktivitas di atas panggung yang dapat ditangkap oleh mata.

b.      Leveling

Leveling adalah pengaturan tinggi rendah posisi pemain di atas panggung. Leveling digunakan untk membuat seluruh pemain di atas panggung tampak jelas.

Pengaturan posisi tinggi rendah dibagi dalam tiga level, yaitu level rendah, sedang, dan tinggi. Level rendah digunakan untuk menyebutkan posisi pemain mulai dari posisi tidur dilantai hingga duduk bersila atau jongkok. Level sedang digunakan untuk men yebut posisi pemain sedang duduk di kursi atau membungkuk. Posisi pemain yang yang sedang berdiri dapat disebut level tinggi.

c.       Balancing

Balancing atau keseimbangan adalah pengaturan atau pengelompokan  pemain di atas panggung untuk menghindari ketimpangan. Keseimbangan diperlukan untuk memenuhi ruang dan menghindari komposisi pemain yang berat sebelah. Salah satu ruang yang dibiarkan kosong sementara ruang yang lain terisi penuh akan menimbulkan pemandangan yang kurang menarik.

Penempatan pemain yang berimbang dapat dibagi menjadi dua, yaitu simetris dan asimetris. Penempatan simetris sering digunakan untuk menata paduan suara atau posisi tertentu dalam ritus-ritus tradisional.

Dalam komposisi asimetris, kedua bagian (atau lebih) tidak harus benar-benar sama, tetapi harus dapat memenuhi ruang disetiap ruang.

d.      Focus

Selain mengarahkan pemain, sutradara juga harus mampu mengarahkan perhatian penonton kepada segenap aktrivitas dan karakter dalam setiap momen. Perhatian penonton dapat difokuskan dengan menjaga agar semua pemain dapat dilihat  dengan jelas dan memanfaatkan ruang panggung sebaik mungkin.

Seorang pemain harus memahami dasar-dasar pembuatan focus, yaitu sebagai berikut.

·         Menjaga diri agar selalu dapat dilihat tanpa harus mencuri focus

·         Menguasai ruang, dengan memperhatikan pembagian area panggung dan kekuatan tiap area

Untuk mewujudkan focus yang baik, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan.

1)      Kedekatan

2)      Pemusatan

3)    Kejelasan


Bersambung=====>

Comments

Popular Posts