ANALISIS UNSUR-UNSUR MUSIK BARAT
ANALISIS MUSIK BARAT
A. Unsur-unsur Musik
Menganalisis Dan Unsur
Dari Sebuah Musik Barat adalah seni yang berhubungan dengan bunyi,
maka bunyi menjadi unsur paling penting dalam seni musik. Sebenarnya bunyi
tidak hanya identik dengan musik. Komunikasi manusia pun pada awalnya
menggunakan bunyi sebagai medianya. Oleh karena itu, bunyi sangat akrab bagi
manusia. Setiap hari manusia mendengar bunyi aneka rupa. Bunyi-bunyian dari
yang paling halus seperti bunyi angin yang menyentuh dedaunan sampai bunyi yang
paling menggelegar seperti bunyi guntur pasti sering kita dengar dan dengannya
kita dapat mengenali lingkungan. Berarti melalui bunyi kita berkomunikasi
dengan lingkungan. Bunyi beraneka rupa. Ada bunyi yang enak didengar karena
indah. Bunyi seperti ini membuat kita nyaman. Namun, ada pula bunyi yang
teramat mengerikan. Tentu bunyi seperti ini membuat kita merasa tidak nyaman,
bahkan seperti berada di bawah ancaman. Beruntunglah bahwa indera pendengaran
manusia dapat memilah-milah dan memusatkan perhatian hanya pada bunyi-bunyi
tertentu yang menarik minat saja. Sedangkan bunyi-bunyi lain yang tidak
berarti, kita abaikan. Seni musik berusaha merangkai bunyi-bunyian dengan
struktur nada tertentu sehingga membentuk sistem tertentu. Struktur nada itu
didasarkan pada tinggi rendahnya nada (pitch), kuat lemahnya nada (dinamik),
dan warna nada (timbre).
Seperti kita ketahui, bunyi dihasilkan oleh getaran
suatu benda. Ilmu fisika menjelaskan bahwa bunyi berupa gelombang yang
dihasilkan oleh getaran suatu benda. Bunyi yang kita dengar dari sumbernya
sebenarnya berupa gelombang yang merambat menuju indera pendengar. Bahkan pada
kasus-kasus tertentu bunyi yang merambat itu bila menabrak suatu pembatas atau
dinding akan memantul dan kita dengar sebagai gema. Ilmu fisika juga
menjelaskan bahwa tinggi rendahnya nada ditentukan oleh jumlah getar tiap detik
(frekuensi) dari benda yang bergetar. Semakin rendah frekuensi getarnya semakin
rendah pula nadanya. Sebaliknya, semakin tinggi frekuensinya, semakin tinggi
pula nadanya. Dua buah nada yang berbeda tingginya akan terdengar berbeda bila
dibunyikan secara bersamasama. Jarak antara satu nada dengan yang lainnya
disebut interval nada. Namun, jika nada rendah dan tinggi yang dibunyikan
bersama-sama tetapi kedengaran sama nadanya kedua nada itu berarti dipisahkan
oleh interval sejauh satu oktaf.
b. Penulisan
Nada
Lagu dapat dikenali lewat tulisan setelah manusia
mulai mengenal tulisan. Berbeda dengan bentuk komunikasi bahasa biasa yang
penulisannya dengan huruf, musik dikenali dengan notasi musik. Notasi musik
adalah sistem penulisan nada lagu, sedangkan satuan nada dalam penulisan musik
disebut not. Dengan notasi kita dapat mengenal, membaca, dan menyanyikan sebuah
komposisi musik. Bahkan, kita dapat menuliskan kembali komposisi musik yang
telah kita kenal. Dengan demikian, notasi merupakan perwujudan dari sebuah
komposisi musik, sedangkan not merupakan perwujudan dari nada. Jika nada dapat
didengar, not dapat dilihat. Jadi, tidak mengherankan bila not disebut pula
sebagai lambang nada.
2. Mari Belajar
Menulis Not
a. Not Angka
Ada dua cara menuliskan not, yaitu dengan not angka
dan not balok. Penulisan nada atau notasi musik dengan not angka adalah cara
melambangkan nada dengan lambang angka. Angka yang digunakan adalah angka 1
sampai dengan 7. Untuk nada yang lebih rendah atau yang lebih tinggi tinggal
mengulang simbol yang sama. Hanya untuk yang lebih rendah diberi titik di
bawahnya dan untuk nada yang lebih tinggi diberi titik di atasnya.
Tinggi rendahnya nada dalam notasi angka sangat
relatif. Artinya suatu simbol tertentu, misalnya not 1 (do) dapat benar-benar
mewakili nada setinggi nada 1 (do) atau C murni (natural), tetapi juga dapat
pula mewakili nada yang lebih rendah atau lebih tinggi. Oleh karena itu,
dalam notasi musik dengan not angka selalu harus dilengkapi dengan penulisan
nada dasar. Penulisan nada dasar itu dimaksudkan untuk mengetahui bahwa nada 1
(do) tersebut seberapa tingginya bila dinyanyikan. Sebagai contoh, lagu yang
ditulis dengan nada dasar 1 = C berarti tiap nada 1 harus dinyanyikan setinggi
nada C (natural). Demikian pula lagu yang ditulis dengan nada dasar 1 = G
berarti tiap nada 1 (do) harus dinyanyikan dengan nada setinggi dengan nada G.
Oleh karena itu, dalam buku ini akan lebih banyak dibahas penulisan nada dengan
notasi not balok.
b. Not Balok
Dalam notasi musik, not-not balok ditempatkan di
dalam balok not yang lazim disebut sebagai paranada. Paranada berupa 5 garis
mendatar dengan jarak yang sama yang mengapit 4 spasi.
Kegunaan paranada ialah untuk menempatkan not-not
balok sesuai dengan sifat-sifat nada yang dilambangkannya. Not yang rendah
ditempatkan dalam paranada yang rendah, sedangkan nada yang semakin tinggi
ditempatkan di paranada yang semakin tinggi.
Membaca paranada harus dari bawah. Bila kalian
menempatkan not di garis ketiga, maksudnya adalah garis ketiga dari bawah.
Demikian pula bila kalian menempatkan not dalam spasi keempat maksudnya adalah
spasi keempat dari bawah.
3. Nilai Not
Dilihat dari nilainya, ada beberapa macam not. Harga
not memengaruhi panjang-pendeknya nada (durasi). Perbedaan harga not ditandai
dengan perbedaan bentuk not.
Dalam notasi angka, tanda titik (.) memiliki nilai
yang sama dengan not yang lain. Tetapi dalam not balok tanda titik (.) di
belakang not bernilai setengah dari not tersebut. Sehingga jika ada not .
berarti not tersebut bernilai 2 + 1 = 3 ketuk.
4. Bendera Not dan
Garis Bendera
Seperti terlihat di dalam tabel di atas, not yang
bernilai kurang dari 1 ketuk seperti not 1/8, 1/16, dan yang lebih kecil lagi,
dilambangkan dengan not yang berbendera. Makin kecil nilai not makin banyak
benderanya. Namun, beberapa not berbendera, khususnya dalam notasi musik
instrumentalia, seringkali dihubungkan menjadi satu dengan menggunakan garis
lurus. Garis tersebut mewakili bendera not. Oleh karena itu, disebut juga
sebagai garis bendera. Jumlah garis bendera pun sama dengan jumlah bendera not.
Jika yang dihubungkan adalah not-not yang berbendera satu, garis benderanya pun
satu. Tetapi, jika yang dihubungkan adalah not-not yang berbendera dua, garis
benderanya pun dua.
Ketentuan pemakaian
garis bendera sebagai berikut.
1. Garis bendera ditarik dari tangkai not pertama
sampai not terakhir yang dihubungkan dengan garis bendera.
2. Jika ada not yang berlawanan arah tangkainya,
harus ada not yang mengalah. Yang dimenangkan adalah arah tangkai not yang
terjauh dari garis ketiga.
3. Pada not yang sama jaraknya dengan garis ketiga,
kita bebas menetapkannya. Bisa samasama ke atas atau sama-sama ke bawah.
4. Dengan alasan teknis pada notasi musik
instrumentalia dapat diterapkan aturan yang berbeda.
5. Garis
Lengkung
Seperti diuraikan di atas, kadangkala beberapa not
disatukan untuk berbagai keperluan. Ada kalanya beberapa not disatukan karena
memiliki nilai yang sama. Ada pula yang disatukan karena hanya mewakili satu
suku kata lagu tertentu. Namun, ada pula yang disatukan untuk memperpanjang
nada tertentu. Penyatuan not tersebut dilakukan dengan menambahkan garis
lengkung terhadap not-not yang disatukan tersebut. Ada 3 macam garis lengkung,
yaitu:
a. Garis Lengkung Melismatis
b. Garis Lengkung Legato
c. Garis Lengkung Legatura.
6. Tanda Diam
Dalam notasi musik, tanda diam dimaksudkan sebagai
tanda tidak terjadinya nyanyian. Pada saat tersebut penyanyi disarankan untuk
mengambil napas sebagai persediaan menyanyi untuk nada-nada selanjutnya. Pada
notasi angka, tanda diam berupa angka 0 (nol). Jika dalam sebuah baris lagu
terdapat empat tanda 0 berturut-turut, itu berarti harus diam selama empat
ketuk.
Perhatikan letak
tanda diam dalam paranada.
a. Tanda diam penuh (empat ketuk) dituliskan
menempel di bawah garis keempat paranada.
b. Tanda diam setengah (dua ketuk) dituliskan
menempel di atas garis ketiga paranada.
c. Tanda diam seperempat (satu ketuk) dituliskan
tegak di tempat yang selaras dengan jalur melodi.
d. Tanda diam seperdelapan (setengah ketuk)
dituliskan di tempat yang selaras dengan jalur melodi.
Not-not balok juga diberi nama dengan huruf abjad A
sampai G. Di atas not G dan di bawah not A, tujuh nama pokok tersebut diulang.
Sebenarnya not balok tidak menunjukkan tinggi rendahnya nada. Bentuk not balok
hanya menunjukkan harga yang berhubungan dengan durasi nada (ketukan). Yang
menunjukkan tinggi rendahnya nada adalah paranada. Dengan demikian, letak
not-not balok pada paranada yang akan menentukan nama not-not tersebut.
7. Tangga Nada
Seperti sudah dijelaskan di atas, untuk mengetahui
tinggi not (nama not) kita harus tahu letak not tersebut dalam paranada. Oleh
karena itu, pengetahuan tentang nama garis-garis dan spasi-spasi paranada juga
penting. Selain itu, kita juga harus mengenal kunci paranada dalam notasi
musik. Dikenal 3 macam kunci paranada, yakni kunci G, kunci F, dan kunci C.
Kunci paranada akan menjadi penentu bagi nada-nada yang terdapat pada paranada.
8. Tangga Nada
Diatonis
Istilah diatonis berasal dari kata dia yang berarti
dua dan tonis yang berarti hal yang berhubungan dengan nada. Disebut demikian
karena dalam sistem tangga nada diatonis terdapat 7 nada yang bila dirinci
terdapat 5 nada berjarak sama dan 2 nada berjarak setengahnya. Dengan demikian,
tiap nada utuhnya masih dapat dibagi lagi menjadi 2 semi tone (setengah
nada).
Tangga nada diatonis terdiri atas tujuh nada yang
berinterval satu dan setengah nada. Musik modern dari Eropa umumnya menggunakan
tangga nada diatonis ini. Tangga nada diatonis terbagi menjadi dua, yaitu
tangga nada mayor dan tangga nada minor.
9. Tanda Mula dengan
kres
Tanda mula berkaitan dengan nada dasar. Cara
menentukannya adalah dengan berdasarkan urutan tangga nada natural. Urutan
tangga nada natural dianggap sebagai bernada dasar 1 = C (do sama dengan C)
tidak ada kresnya. Untuk nada dasar selanjutnya dipakai patokan nada kelima
dari urutan nada tersebut.
10. Tanda Mula
dengan Mol
Hampir sama dengan tanda mula dengan kres, cara
menentukan urutan tangga nada dengan mol juga dengan berdasarkan urutan tangga
nada natural. Urutan tangga nada natural dianggap sebagai bernada dasar 1 = C
(do sama dengan C) tidak ada molnya. Untuk nada dasar selanjutnya dipakai
patokan nada keempat dari urutan nada tersebut. Maka nada dasar berikutnya
adalah 1 = F dengan satu mol, dan seterusnya.
11. Dinamik
Dinamik berarti kekuatan, yaitu keras lemahnya atau
kuat lembutnya nada dinyanyikan. Dinamik lagu akan memengaruhi suasana lagu
tersebut. Ada dua istilah pokok dinamik lagu, yaitu forte yang berarti kuat dan
piano yang berarti lembut. Dalam notasi musik forte disingkat f dan piano
disingkat p. Karena kuat lemahnya lagu itu bervariasi, masih ada pula variasi
dinamik lagu.
Tanda dinamik dituliskan di atas bagian lagu yang
memerlukan. Pengaruhnya hanya berlaku bagi not-not yang berada di dekatnya.
Namun demikian, dalam praktik, penafsiran seseorang terhadap dinamik lagu
tergantung pada yang bersangkutan. Lebih banyak orang memainkan nada-nada
rendah dengan lembut sedangkan nada-nada tinggi dengan kuat meskipun tidak
terdapat tanda-tanda dinamik lagu.
12. Tempo
Sering kita dengar lagu yang biasanya dinyanyikan
dengan lambat tiba-tiba diubah dengan cara dinyanyikan dengan cepat. Mendengar
lagu yang diubah kecepatannya, sekejap kita akan merasa janggal. Coba saja
nyanyikan lagu “Mengheningkan Cipta” dengan kecepatan seperti ketika kita
menyanyikan lagu “Halo-Halo Bandung”. Bagaimana rasanya? Kita merasa aneh
karena cita rasa lagu tersebut akan ikut berubah pula.
Oleh karena itu, kecepatan menyanyikan lagu
sebaiknya mengikuti petunjuk yang telah dibuat oleh penciptanya. Dalam hal ini
kita perlu mengenal istilah tempo. Tempo adalah istilah untuk menentukan cepat
lambatnya lagu dinyanyikan. Ada lagu yang bertempo cepat, sedang, dan ada pula
lagu yang bertempo lambat. Istilah-istilah sebagai tanda tempo biasanya menggunakan
Bahasa Italia.
13. Tanda
Ulang
Comments
Post a Comment